SEMARANGUPDATE.COM – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Muhammad Saleh, mengajak insan media di wilayah Pantura untuk memperkuat sinergi dalam membangun daerah.
Ajakan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Forum Group Discussion (FGD) bersama puluhan wartawan di Kota Pekalongan, yang juga diikuti jurnalis dari Kabupaten Batang dan Pemalang.
Saleh menegaskan, media memiliki peran strategis dalam mengawal pembangunan daerah melalui pemberitaan yang akurat dan konstruktif.
Menurutnya, DPRD Jawa Tengah kini semakin terbuka terhadap kritik dan masukan dari publik, termasuk dari media dan organisasi masyarakat sipil.
“Media adalah mitra penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas. Kritik yang disampaikan wartawan menjadi bagian dari kontrol publik yang kami butuhkan,” ujarnya.
Saleh mengungkapkan, DPRD Jawa Tengah tengah melakukan sejumlah pembenahan agar lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Setiap fraksi dan alat kelengkapan dewan kini memiliki jadwal kerja yang lebih tertata, termasuk mekanisme penerimaan tamu dan forum konsultasi publik.
Salah satu langkah konkret adalah kebijakan baru terkait tunjangan perumahan. Mulai Oktober, pimpinan DPRD tidak lagi menerima tunjangan tersebut karena pemerintah provinsi telah menyediakan rumah dinas sebagai pusat aktivitas, diskusi, dan penerimaan tamu.
“Kebijakan ini merupakan bentuk komitmen kami menjawab tuntutan publik sekaligus menjaga integritas lembaga legislatif,” jelas Saleh.
Dalam forum tersebut, Saleh juga menyinggung isu transportasi berbasis aplikasi. Menurutnya, regulasi transportasi online masih menghadapi banyak tantangan karena bersinggungan dengan berbagai undang-undang, mulai dari angkutan jalan hingga ketenagakerjaan.
“Selama status pengemudi masih dianggap mitra, mereka belum bisa mendapatkan perlindungan penuh dari BPJS Ketenagakerjaan maupun Kesehatan,” paparnya.
DPRD Jawa Tengah, lanjutnya, siap menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat untuk mencari solusi terbaik.
Saleh juga menyoroti perubahan ekosistem media akibat perkembangan teknologi digital. Arus informasi yang begitu cepat, menurutnya, menuntut media untuk tetap menjaga akurasi dan etika pemberitaan.
“Sekarang publik bisa menerima berita baru setiap menit dari berbagai kanal. Tantangannya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kecepatan dan kebenaran informasi,” katanya.
Ia menambahkan, hubungan DPRD dan media harus dijaga dalam koridor profesionalisme. Kritik tetap diperlukan, namun pemberitaan diharapkan berimbang dan sesuai konteks.
Saleh menilai forum seperti FGD di Pekalongan penting untuk dilakukan secara rutin. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi ruang dialog santai sekaligus memperkuat kolaborasi antara DPRD dan insan media.
“Kalau bisa, forum seperti ini digelar sebulan sekali. Dengan begitu, kita bisa saling memahami posisi masing-masing dan bersama-sama membangun Jawa Tengah,” ucapnya.
Menutup kegiatan, Saleh kembali menegaskan komitmen DPRD Jawa Tengah untuk bekerja transparan, mendengarkan aspirasi masyarakat, serta menjalin komunikasi positif dengan seluruh elemen, termasuk media.
“Kami terbuka terhadap kritik yang membangun. Harapan saya, media dan DPRD bisa menjadi mitra strategis dalam menciptakan Jawa Tengah yang maju, sejahtera, dan berintegritas,” pungkasnya.







