SEMARANGUPDATE.COM – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, menekankan pentingnya pendidikan literasi digital yang perlu ditanamkan sejak usia dini, terutama di lingkungan sekolah.
Langkah ini dianggap penting untuk melindungi generasi muda dari maraknya penyebaran hoaks dan informasi palsu yang semakin tak terbendung di media sosial.
Menurut Saleh, derasnya arus informasi di era digital membuat masyarakat, khususnya pelajar, rentan terpapar kabar bohong jika tidak memiliki kemampuan memilah informasi.
“Di zaman serba digital ini, informasi bisa tersebar begitu cepat—baik yang benar maupun yang menyesatkan. Karena itu, literasi digital harus menjadi bagian dari pendidikan sejak sekolah dasar,” ujar Saleh di Semarang, Selasa (21/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa literasi digital bukan hanya soal kemampuan mengoperasikan teknologi, tetapi juga tentang membangun kesadaran kritis agar seseorang mampu membedakan mana informasi valid dan mana yang menyesatkan.
“Bekal literasi digital akan membantu generasi muda menghindari jebakan hoaks yang selama ini mengganggu kehidupan sosial dan menimbulkan perpecahan di masyarakat,” katanya.
Saleh menilai penting adanya integrasi literasi digital dalam kurikulum sekolah serta pelibatan aktif guru dan orang tua untuk memberikan bimbingan yang konsisten kepada anak-anak.
“Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan pemerintah sangat dibutuhkan. Literasi digital harus menjadi budaya belajar agar tercipta masyarakat yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial,” tegasnya.
Politikus yang juga menjabat Ketua DPD Golkar Jawa Tengah ini menambahkan, penyebaran berita palsu tidak hanya menimbulkan kebingungan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan menurunkan kepercayaan publik.
“Kita sudah banyak melihat bagaimana hoaks bisa memicu kerusuhan dan perpecahan antarwarga. Maka, membangun daya kritis melalui literasi digital adalah kunci untuk menjaga ketertiban informasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saleh mendorong pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pelatihan dan workshop literasi digital bagi para guru dan tenaga pendidik. Dengan demikian, mereka dapat menjadi fasilitator yang efektif dalam membimbing siswa memahami dunia digital secara sehat.
“Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Mereka harus memiliki pemahaman yang cukup agar bisa menanamkan nilai literasi digital secara tepat dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, Saleh menegaskan bahwa upaya melawan hoaks bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
“Setiap individu harus memiliki kesadaran untuk tidak langsung menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Literasi digital adalah benteng utama kita dalam menjaga keutuhan dan ketertiban informasi di era modern ini,” pungkasnya.







