SEMARANGUPDATE.COM – Wali Kota Semarang, Agustina, dan Wakil Wali Kota, Iswar Aminuddin, terus menunjukkan komitmen mereka dalam melaksanakan lima program prioritas pembangunan di Kota Semarang selama lima tahun ke depan.
Salah satu fokus utama mereka adalah program Semarang Bersih. Dalam konferensi pers mengenai Program 100 Hari Kerja yang berlangsung pada Sabtu (31/5), Agustina menjelaskan langkah-langkah konkret yang telah diambil untuk menciptakan Semarang Bersih, dimulai dari hulu hingga hilir.
Agustina menyatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam program Semarang Bersih adalah respons terhadap permasalahan pengelolaan sampah, di mana sekitar 850 ton sampah masuk ke TPA Jatibarang setiap harinya.
“Program Semarang Bersih hadir sebagai solusi komprehensif dalam pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir,” jelasnya.
Di tingkat hulu, berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Kegiatan tersebut mencakup Gerakan Pilah Sampah, Budidaya Maggot, Komposting, Ecoenzym, Ecobrick, Tabungan Sampah, Biopori, Pyrolisis, program tukar sampah dengan sembako, Gerakan Semarang Wegah Nyampah, dan lomba kebersihan.
“Di hulu, kami telah mengintervensi 48 rumah tangga. Dengan dukungan sumber daya yang mengolah sampah, serta nilai ekonomis yang ada, kami berupaya meningkatkan partisipasi di tingkat kecamatan, kelurahan, dan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, di tingkat hilir, fokus utama adalah memperbaiki infrastruktur dan sistem pengelolaan sampah.
Ini termasuk pengembangan sistem pengangkutan yang cerdas, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan, rehabilitasi TPA Jatibarang, serta persiapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL).
“Di hilir, kami menghadapi tantangan karena pengadaan truk pengangkut sampah yang sudah berusia lima tahun. Kami berterima kasih kepada masyarakat yang aktif memberikan masukan melalui media sosial, yang menjadi bahan evaluasi untuk kita tindaklanjuti,” tegas Agustina.
Tahun lalu, Pemkot Semarang membeli lima truk arm roll dan saat ini sedang memperbaiki truk-truk sampah yang rusak.
Agustina menekankan pentingnya manajemen pengangkutan sampah sebagai fokus utama berikutnya dalam program Semarang Bersih, termasuk memberikan kesempatan kepada koperasi merah putih untuk memiliki truk sampah.
“Dengan kerja sama, kami dapat menemukan solusi untuk kebutuhan 139 truk sampah yang diperlukan untuk mengatasi pengangkutan sampah,” lanjutnya.
Selama 100 hari kerja, program Semarang Bersih menunjukkan kemajuan signifikan dengan partisipasi aktif dari 278.006 rumah tangga (48%) dalam pemilahan sampah.
Infrastruktur pengelolaan sampah juga diperkuat dengan terbentuknya 1.074 unit bank sampah, keterlibatan 35.411 SDM, penambahan 18 kontainer dan 5 truk arm-roll, serta pembangunan 3 TPS baru. Upaya ini menghasilkan dampak ekonomi sirkular sebesar Rp. 570.233.661,- dan berhasil mengelola total 221.299 ton sampah.
Partisipasi masyarakat juga terwujud melalui berbagai inovasi dalam pengolahan sampah, seperti ‘Gerakan Semut Mlampah’ di Kecamatan Semarang Utara, ‘Gumregah’ di Kecamatan Banyumanik, lomba konten video tentang pengelolaan sampah, serta pengolahan plastik menjadi paving blok di Semarang Utara.
“Kami sangat menghargai partisipasi aktif masyarakat dan upaya semua pihak dalam program Semarang Bersih ini. Capaian dalam 100 hari ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk menciptakan Semarang yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tutup Agustina.