SEMARANGUPDATE.COM – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maemoen, mendorong industri di Jawa Tengah untuk mewujudkan kawasan ramah anak dengan memperhatikan perlindungan dan pemenuhan hak anak.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri Festival Anak Kecamatan Berdaya dalam rangka peringatan World Children’s Day (WCD) 2025 di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Sabtu (22/11).
Gus Yasin, sapaan akrabnya, mengapresiasi rekomendasi yang disampaikan dalam program Kids Take Over (KTO) Jawa Tengah.
Menurutnya, gagasan anak-anak tersebut menjadi masukan penting bagi kebijakan ramah anak, termasuk dalam praktik tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Selama ini CSR lebih banyak berupa bantuan fisik, padahal edukasi dan pelatihan berkelanjutan juga sangat penting,” ujarnya.
Ia menegaskan komitmen Pemprov Jawa Tengah untuk menerapkan konsep industri ramah anak di seluruh kawasan industri.
Salah satu usulan yang muncul adalah swalayan ramah anak, dengan penataan produk agar barang yang tidak layak konsumsi anak tidak ditampilkan secara terbuka.
“Kami akan menertibkan hal-hal seperti itu, bukan hanya di KITB tetapi di semua industri di Jawa Tengah,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, anak-anak menyampaikan tiga rekomendasi utama: memperkuat sistem perlindungan dan keamanan di kawasan industri, mendorong budaya kerja yang adil serta mendukung keluarga, dan menyediakan akses pembelajaran serta pengembangan keterampilan.
Festival Anak Kecamatan Berdaya digelar pada 21–23 November dengan melibatkan Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah, Pemkab Batang, UNICEF Indonesia, serta Forum Anak Jawa Tengah.
Kegiatan ini juga diikuti perwakilan anak dari Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, Jakarta, dan Bali untuk berbagi pengalaman.
Program Kecamatan Berdaya dipilih sebagai simpul strategis untuk memastikan pemenuhan hak anak berjalan efektif.
Pengembangan program ini diperkuat dengan keberadaan Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak (RPPA) yang berfungsi sebagai pusat layanan pengaduan, pemulihan kasus kekerasan, edukasi pencegahan, serta koordinasi lintas sektor di tingkat kecamatan.
Festival kali ini menampilkan seni, kreativitas, permainan tradisional, hingga sesi dialog. Yang membedakan, anak-anak berperan sebagai penggerak, perancang, sekaligus pemberi rekomendasi.
Paradigma baru ini menegaskan bahwa anak bukan lagi sekadar objek program, melainkan mitra pembangunan.
Ketua TP PKK Jawa Tengah, Hj Nawal Arafah Yasin, turut hadir dan berinteraksi dengan Forum Anak melalui kuis edukatif.
Pertanyaan seputar peran pelopor dan pelapor dalam perlindungan anak dijawab antusias oleh peserta sebagai bentuk pemahaman mereka.
Kepala Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah, Emma Rachmawatie, menegaskan bahwa dengan tema global “My Day, My Rights”, acara ini menjadi bukti komitmen Jawa Tengah untuk menghadirkan perlindungan anak yang lebih dekat dengan kehidupan mereka, terutama di tingkat kecamatan.







