SEMARANGUPDATE.COM — Pemerintah Kota Semarang terus mengambil langkah-langkah konkret untuk menanggulangi banjir yang masih melanda beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Genuk, Semarang Utara, dan sekitarnya. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, memastikan pihaknya akan menambah satu unit pompa air berkapasitas 1.000 liter per detik guna mempercepat surutnya genangan dan meminimalkan risiko banjir susulan.
Agustina menjelaskan, Kota Semarang sejatinya sudah memiliki pompa utama di berbagai titik strategis, namun tambahan pompa tersebut dibutuhkan untuk memperkuat sistem drainase menghadapi potensi pasang air laut.
“Kita memang menerima bantuan pompa dari beberapa daerah seperti Kudus, Jepara, dan Pekalongan, tapi Semarang tidak bergantung sepenuhnya pada itu. Tambahan pompa ini bagian dari kesiapsiagaan, apalagi saat ini bertepatan dengan fase bulan purnama yang biasanya menyebabkan rob,” kata Agustina, Selasa (4/11).
Wali kota menegaskan, Pemkot Semarang bersama tim teknis terus memantau kondisi lapangan setiap hari. “Hingga saat ini kondisi relatif aman, dan dalam dua hari ke depan kita targetkan pompa baru berkapasitas 1.000 liter per detik bisa beroperasi. Harapannya genangan cepat surut dan aktivitas masyarakat kembali normal,” imbuhnya.
Dari data terakhir, jumlah warga terdampak banjir yang sempat mencapai sekitar 32.000 jiwa kini menurun menjadi sekitar 28.000 jiwa. Meski air sudah mulai surut, Agustina menilai dampak ekonomi masih cukup berat karena banyak warga tidak bisa bekerja selama banjir.
“Yang paling terdampak adalah warga dengan penghasilan harian. Saat banjir, aktivitas ekonomi mereka terhenti. Maka fokus kami sekarang adalah mempercepat pemulihan agar mereka bisa kembali beraktivitas,” jelasnya.
Sebagai langkah tanggap darurat, Pemkot Semarang bekerja sama dengan TNI dan Polri membangun dapur umum di sejumlah titik untuk menyediakan makanan bagi warga. Selain itu, beberapa posko terpadu juga didirikan, meliputi posko kesehatan, logistik, dan lalu lintas.
“Polda dan Korem sudah turun langsung membantu warga. Koordinasi berjalan baik. Kami ingin semua penanganan bisa dilakukan cepat dan terarah,” ujar Agustina.
Pemerintah Kota juga mengatur ulang arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang masih tergenang. Rekayasa lalu lintas dilakukan secara situasional agar pergerakan warga dan distribusi barang tidak terlalu terganggu.
Sementara itu, estimasi kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. Kerugian tersebut disebabkan oleh terhambatnya pengiriman logistik, penutupan sekolah, dan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan serta saluran drainase.
“Banyak pengiriman barang yang tertunda dan sekolah yang tidak bisa beroperasi. Dampaknya bukan hanya ekonomi, tetapi juga terhadap pendidikan dan aktivitas masyarakat,” jelas Wali Kota.
Dengan dukungan lintas instansi dan partisipasi masyarakat, Pemkot Semarang optimistis pemulihan pasca-banjir dapat berjalan lebih cepat. “Prioritas kami tetap keselamatan warga dan pemulihan ekonomi. Semua bergerak bersama agar Semarang segera pulih,” tutup Agustina.







