SEMARANGUPDATE.COM – Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mengajak para pelajar untuk berani menjadi pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) di lingkungan sekolah.
Ajakan itu disampaikan di hadapan ratusan siswa SMAN 2 Semarang dalam kegiatan Penguatan Kapasitas HAM, Selasa (25/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Nawal menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kasus bullying dan kekerasan di dunia pendidikan.
Berdasarkan data Komnas Perempuan, sepanjang 2024 tercatat 445.502 kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk di sekolah.
Sementara KPAI mencatat 2.057 kasus kekerasan terhadap anak, sebagian terjadi di lingkungan pendidikan.
“Ini salah satu hal yang mestinya kita respon untuk kita hadir di sekolah-sekolah, mengenalkan hak asasi manusia itu perlu kita pahami. Kita perlu edukasi pelajar untuk bisa memperjuangkan hak asasi,” ujarnya.
Nawal menekankan pentingnya literasi HAM sebagai langkah pencegahan terhadap kekerasan, ekstremisme, dan praktik bullying.
Ia juga menyinggung keterlibatan pelajar dalam demonstrasi anarkis pada 29 Agustus 2025 lalu, yang berujung pada penangkapan sejumlah siswa.
Mengacu pada arahan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Nawal menegaskan perlunya pembinaan di sekolah untuk menjaga kondusivitas wilayah.
“Sehingga kekerasan, ekstremisme, dan aksi-aksi bullying dan lain sebagainya itu, perlu adanya respon tentang pemahaman HAM bagi pelajar ini,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan literasi HAM di SMAN 2 Semarang dapat diimplementasikan secara nyata sehingga sekolah tidak hanya ramah anak, tetapi juga ramah HAM.
Untuk memperkuat edukasi, BKOW menggandeng Forum Generasi Berencana (Genre) dengan program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R).
Program ini tidak hanya fokus pada anti-bullying, tetapi juga edukasi reproduksi, pencegahan narkoba, dan isu remaja lainnya.
“Ini akan kemudian menyosialisasikan dan mengedukasi bukan hanya anti bullying, tapi juga tentang edukasi yang lain terkait misalnya reproduksi, terkait kemudian anti narkoba, dan sebagainya,” jelas Nawal.
Nawal mengapresiasi SMAN 2 Semarang yang telah membentuk Duta Anti Kekerasan dan Duta Literasi.
Ia mendorong para duta untuk menginternalisasikan nilai-nilai HAM dalam kehidupan sekolah.
“Harapannya bukan hanya siswa-siswi ini paham dan memiliki pengetahuan, tetapi juga bisa menginternalisasi sikapnya, membentuk sikap yang bisa mendukung sekolahnya itu, juga menjunjung tinggi hak asasi manusia,” tandasnya.
Kepala SMAN 2 Semarang, Dian Milasari, menyampaikan terima kasih atas motivasi yang diberikan Nawal. Ia menekankan pentingnya menanamkan sikap RRC (respect, responsibility, confident) kepada siswa.
“Melalui kegiatan ini siswa diharapkan dapat menumbuhkan empati, kecerdasan sosial, dan keberanian, untuk menjadi generasi kritis namun juga tetap santun,” ujar Dian.







