SEMARANGUPDATE.COM – Kota Semarang kembali mendapat pengakuan nasional di bidang pendidikan lingkungan hidup. Pada 10 Desember 2025 mendatang, Kota Atlas akan menerima Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional, sekaligus memotivasi ratusan sekolah lain untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Dr.Ling. Safrinal Sofaniadi, ST, M.Si, menegaskan bahwa kriteria Adiwiyata tahun depan tidak akan berubah signifikan, namun tetap menuntut sekolah menjadi teladan sejati.
“Dari kriteria sepertinya akan masih sama ya. Sekolah itu harus peduli terhadap lingkungan, green, kemudian pengelolaan sampahnya harus komplit, pilah sampah, apalagi sekarang juga didorong untuk urban farming. Jadi sekolah itu yang menjadi teladan,” ujar Safrinal di Kantor Wali Kota Semarang, Kamis (4/12/2025).
Menurutnya, penghargaan yang akan diterima pada 10 Desember ini menjadi penyemangat besar.
“Kota Semarang mendapat penghargaan Adiwiyata tingkat nasional. Nah, jadi mendorong, memberi semangat tahun depan untuk ikut lagi ya, seperti itu. Jadi terus didorong,” tambahnya.
DLH sendiri memberikan pendampingan intensif kepada sekolah-sekolah peserta Adiwiyata, mulai dari pengecekan fasilitas hingga bantuan peralatan pengolahan sampah yang lebih canggih.
“Kita akan berkunjung ke sekolah, nanti kita cek. Kalau tong pilah biasanya sudah punya, tapi kita advance lagi, dari pilah dua jadi pilah tiga termasuk B3-nya. Yang belum banyak itu komposter. Sekarang kita punya alat komposter sehingga tidak hanya kompos tapi juga punya pupuk cair,” jelas Safrinal.
Bagi sekolah yang sudah siap melangkah lebih jauh, DLH mendorong pembuatan rumah maggot hingga beternak ayam untuk memanfaatkan limbah organik secara maksimal.
“Bahkan kalau memungkinkan didorong untuk memiliki rumah maggot. Cuma kan itu butuh effort, karena tidak semua guru atau siswa bisa, karena itu larva. Tapi kemarin saya melihat ada yang sudah melakukan itu, bahkan sudah beternak ayam, sehingga telurnya bisa dimanfaatkan untuk konsumsi atau dijual,” ungkapnya.
Safrinal menegaskan, semua kegiatan tersebut harus bermuara pada pemanfaatan di sekolah itu sendiri, sekaligus menjadi contoh nyata bagi lingkungan sekitar.
Dengan dukungan penuh DLH dan semangat para ASN termasuk guru-guru sebagai bagian dari program peduli sampah, Semarang optimistis semakin banyak sekolah yang meraih predikat Adiwiyata Mandiri dan bahkan Adiwiyata Nasional di tahun-tahun mendatang.







