SEMARANGUPDATE.COM – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin bagi seluruh warga tanpa membedakan latar belakang agama, suku, maupun golongan. Hal itu ia sampaikan dalam Misa dan Pesta Syukur HUT ke-43 Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik, Minggu (12/10) malam, di halaman gereja setempat.
Dalam sambutannya, Agustina mengingat pesan Uskup Agung Semarang, Monsinyur Rubiyatmoko, saat dirinya dilantik. Pesan itu menekankan bahwa seorang pemimpin tidak boleh hanya berpihak pada satu kelompok. “Warga Katolik mengibahkan saya untuk menjadi pemimpin semua warga Kota Semarang,” ujarnya.
Agustina juga menuturkan bahwa kehadirannya malam itu bukan hanya sebagai kepala daerah, melainkan sebagai bagian dari keluarga besar Paroki Banyumanik. Ia mengenang masa-masa ketika umat masih berpindah-pindah tempat ibadah sebelum memiliki gedung gereja yang kokoh seperti sekarang. Menurutnya, perjalanan panjang itu menjadi simbol ketekunan dan pengabdian yang membentuk nilai spiritual dalam kehidupan umat.
“Perjalanan Gereja Banyumanik mengingatkan kita pada perumpamaan biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar. Dulu kecil, kini berakar kuat dan menjadi rumah bagi sekitar lima ribu umat,” tutur Agustina.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-43 kepada seluruh umat Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik. Ia berharap gereja terus menjadi pelita kasih sekaligus mitra pemerintah dalam menjaga harmoni sosial di Kota Semarang.
Agustina menambahkan refleksi tentang kesamaan nilai antara pembangunan kota dan kehidupan beriman. Menurutnya, membangun kota bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga membangun kehidupan yang harmonis. “Kota yang beriman tidak diukur dari tingginya gedung, melainkan dari kerukunan warganya,” tegasnya.
Ia menutup sambutan dengan ajakan agar umat terus berkarya dan menjadikan gereja sebagai oase rohani yang menebarkan damai serta memperkuat keluarga.
Acara peringatan HUT ke-43 Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik berlangsung meriah dengan misa syukur, pemotongan tumpeng, pemberian penghargaan bagi tokoh umat, serta penampilan seni dari remaja, orang muda Katolik, hingga kelompok lansia yang ikut memeriahkan suasana penuh syukur tersebut.







