SEMARANGUPDATE.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kalpataru ke-12, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang bersama Satuan Karya Pramuka Kalpataru (Saka Kalpataru) menggelar kegiatan edukasi pengolahan sampah di area Car Free Day (CFD) Simpang Lima, Jalan Pahlawan, Minggu pagi, (30/11/2025).
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah kota dan komunitas pramuka dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Kepala DLH Kota Semarang, Arwita Mawarti, S.T., M.T., yang hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa fokus utama adalah mengajak masyarakat untuk bertindak aktif dalam menangani sampah.
“Kami mulai mengajak masyarakat untuk melakukan aksi memilah sampah, kemudian mengolah sampah, dan juga kemudian dimanfaatkan menjadi satu produk yang lebih berguna,” jelas Arwita.
Di lokasi CFD, petugas DLH bersama anggota Saka Kalpataru berinteraksi langsung dengan warga, memberikan penjelasan praktis mengenai cara memilah sampah sejak dari rumah, mengolah sampah organik menjadi Eco-Enzyme, hingga memanfaatkan sampah terpilah menjadi produk bernilai guna.
Materi Edukasi yang Disampaikan :
- Pilah Sampah – Mendorong kebiasaan masyarakat untuk memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.
- Pengolahan Sampah Organik – Edukasi pembuatan Eco-Enzyme serta budidaya maggot sebagai solusi ramah lingkungan.
- Pemanfaatan Sampah – Mengubah sampah terpilah menjadi produk kreatif dan bernilai ekonomi.
Arwita Mawarti menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi gerakan bersama yang diadopsi secara luas oleh masyarakat.
“Harapannya, ke depan masyarakat sudah mulai melakukan pilah sampah dan juga bisa untuk menjadikan Kota Semarang bersih dan sehat,” tutupnya.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen antara Pemerintah Kota Semarang dan Saka Kalpataru dalam menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan.
Momentum HUT Kalpataru ke-12 dijadikan sebagai pengingat bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Dengan adanya edukasi di ruang publik seperti CFD, diharapkan kesadaran warga semakin meningkat sehingga budaya memilah dan mengolah sampah bisa menjadi kebiasaan sehari-hari.







