SEMARANGUPDATE.COM – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, menegaskan perlunya strategi baru dan inovasi untuk memperkuat ketahanan pangan di Jawa Tengah. Sebagai salah satu penopang pangan nasional, Jawa Tengah dituntut mampu mengoptimalkan potensi lahan yang ada.
Salah satu langkah yang ditekankan adalah pendataan dan pemanfaatan lahan tidur. Menurut Gus Yasin, lahan yang tidak tergarap harus dikembangkan kembali agar produktif.
“Di Jawa Tengah ada lahan-lahan sawah yang sudah beberapa tahun tidak bisa dikembangkan atau tidak bisa digarap,” ujarnya saat menghadiri acara Indonesia Punya Kamu Garuda TV di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Selasa (2/12/2025)
Ia menambahkan, normalisasi lahan tidur bisa dilakukan dengan dukungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, terutama untuk mengatasi masalah kekeringan. “Nah, ini yang kita inovasikan,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan dan perbaikan irigasi. Tujuannya agar sawah yang selama ini tidak mendapat pasokan air bisa kembali produktif. Selain itu, Gus Yasin menekankan pentingnya peran generasi muda dalam dunia pertanian.
“Dalam mempertahankan negeri, harus mempertahankan ketahanan pangan. Kepada seluruh elemen yang ada di Jawa Tengah termasuk kampus, kami juga arahkan bagaimana mengungkit anak-anak itu mau bertani lagi. Memanfaatkan lahan persawahan dan juga pekarangan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 6 juta hektar lahan rawa dengan stok air yang cukup. Pemerintah tengah mendorong program cetak sawah di lahan rawa sebagai inovasi ketahanan pangan.
“Bahwa cetak sawah (juga) perlu waktu. Karena di rawa, airnya bersifat asam. Jadi harus dinetralisir dulu,” kata Sudaryono.







