Festival Wayang Semesta, Perpaduan Tradisi dan Inovasi Hadir di Simpang Lima Semarang

Festival Wayang Semesta, Perpaduan Tradisi dan Inovasi Hadir di Simpang Lima Semarang
Festival Wayang Semesta, Perpaduan Tradisi dan Inovasi Hadir di Simpang Lima Semarang

SEMARANGUPDATE.COM – Akhir pekan ini, Lapangan Simpang Lima Semarang akan menjadi pusat kemeriahan budaya dengan digelarnya Festival Wayang Semesta Volume 1 pada Jumat dan Sabtu, 7–8 November 2025. Gelaran yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang ini mengusung tema “Semarang Semakin Hebat, Wayang Semakin Mendunia” sebagai bentuk penghormatan terhadap wayang, warisan budaya tak benda dunia yang diakui UNESCO.

Festival Wayang Semesta bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan ruang interaksi budaya yang menyatukan tradisi, teknologi, dan kreativitas generasi muda. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyebut festival ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat jati diri bangsa sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif lokal.

Bacaan Lainnya

“Wayang bukan sekadar tontonan, tetapi tuntunan. Melalui festival ini, kami ingin masyarakat menikmati budaya sekaligus memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan,” ujar Agustina.

Acara yang terbuka untuk umum ini akan dimulai pukul 19.00 WIB. Selama dua hari, pengunjung bisa menikmati beragam agenda menarik seperti parade budaya, pertunjukan wayang klasik dan kontemporer, Wayang Cilik, hingga Pasar UMKM yang menghadirkan produk kriya, fesyen, dan kuliner khas Semarang.

Salah satu yang istimewa adalah zona “Wayang Experience” yang memungkinkan pengunjung mencoba langsung aktivitas budaya seperti membatik, mengukir, atau mewarnai topeng wayang. Ruang partisipatif ini menjadi sarana edukatif sekaligus rekreatif bagi keluarga dan anak-anak.

Pada hari pertama, festival akan dibuka dengan parade budaya dan tari kolosal, diikuti sambutan dari Wali Kota Semarang serta peluncuran Patung Bima dan Srikandi sebagai simbol keberanian dan keteladanan. Malam harinya, penonton akan disuguhkan pertunjukan spektakuler bertajuk “Pambuko: Awal Semesta dari Akar Tradisi Agung” yang memadukan wayang orang dan teknologi digital modern.

Puncak acara pada hari kedua menghadirkan ribuan anak dalam Wayang Cilik, menandai regenerasi pelaku seni tradisi. Malam penutupan akan dimeriahkan dengan penganugerahan Lifetime Achievement untuk Ngesti Pandawa atas kontribusinya dalam melestarikan seni pewayangan, serta pertunjukan kolaboratif “Ekspresi: Wayang Masa Kini” yang mempertemukan seniman lintas kota dan generasi.

Agustina menambahkan, kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan penguatan ekonomi daerah. “Ketika panggung tradisi hidup, maka pelaku seni, UMKM, dan kreator muda ikut tumbuh. Budaya adalah sumber inspirasi dan ekonomi yang tak ternilai,” tuturnya.

Dengan festival ini, Pemkot Semarang berharap masyarakat semakin mencintai warisan budaya sekaligus memperkenalkan kekayaan seni Indonesia ke kancah global. “Wayang adalah jati diri kita. Saat generasi muda mengenalnya dan bangga, itulah tanda bahwa masa depan budaya kita terjaga,” pungkas Wali Kota Agustina Wilujeng.

Pos terkait