Festival Wayang Semesta Jadi Agenda Tahunan, Pemkot Semarang Siapkan Akademi Wayang untuk Generasi Muda

Festival Wayang Semesta Resmi Jadi Agenda Tahunan, Pemkot Semarang Dirikan Akademi Wayang
Festival Wayang Semesta Resmi Jadi Agenda Tahunan, Pemkot Semarang Dirikan Akademi Wayang

SEMARANGUPDATE.COM – Semarang kembali meneguhkan komitmennya dalam melestarikan seni tradisi dengan menggelar Festival Wayang Semesta di Lapangan Pancasila, Simpang Lima. Perayaan yang bertepatan dengan Hari Wayang Sedunia ini menghadirkan pertunjukan wayang dari berbagai genre, mulai dari kontemporer hingga klasik.

Pada hari pertama, Jumat (7/11), penonton disuguhi penampilan wayang kontemporer yang dibawakan oleh seniman muda. Kehadiran Tri Retno Prayudati atau Nunung Srimulat dalam pementasan wayang orang menambah semarak suasana, dengan lawakan khasnya yang membuat ribuan penonton terhibur.

Bacaan Lainnya

Hari kedua, Sabtu (8/11), giliran kelompok kesenian Ngesti Pandowo dan perwakilan Keraton yang menampilkan wayang klasik, menghadirkan nuansa sakral sekaligus nostalgia bagi pecinta budaya.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menegaskan bahwa Festival Wayang Semesta akan dijadikan agenda rutin tahunan. Lebih dari sekadar hiburan, festival ini menjadi langkah strategis dalam regenerasi seniman muda. Pemkot Semarang bahkan menyiapkan Akademi Wayang, sebuah wadah pembelajaran yang berkonsep seperti pesantren seni.

Di akademi ini, anak-anak akan belajar memahami karakter tokoh wayang, berlatih dialog, hingga tampil rutin di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Sekitar 50 peserta akan mengikuti tahap awal pelatihan yang dibiayai APBD Kota Semarang. Targetnya, pada Hari Wayang Sedunia tahun depan, mereka sudah mampu mementaskan satu lakon penuh bersama Ngesti Pandowo.

Selain itu, Pemkot juga berkomitmen merestorasi gedung Ngesti Pandowo yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional. Renovasi fisik dimulai tahun 2025, dilanjutkan dengan perbaikan interior dan perlengkapan pertunjukan. Kostum lama akan dirawat sebagai warisan heritage, sementara kostum baru disiapkan agar penampilan tetap segar dan menarik.

Sebagai simbol pelestarian budaya, dua patung tokoh pewayangan, Bima dan Srikandi, kini menghiasi Jalan Pahlawan Semarang. Patung tersebut merupakan hasil program CSR dari Sidomuncul dan Bank Jateng. Ke depan, Pemkot berharap patung Pandawa Lima bisa lengkap, termasuk tokoh Semar yang dianggap penting sebagai ikon kebijaksanaan.

Dengan langkah nyata ini, Semarang tidak hanya menjaga warisan seni wayang, tetapi juga memastikan nilai dan ilmu yang terkandung di dalamnya diwariskan kepada generasi penerus.

Pos terkait